Kursus Komputer | Kursus Komputer di depok itech indonesia

Kursus Komputer di depok itech indonesia 


AlamatITech Course, Jl. Kiai H. Ahmad Dahlan No.1, Imopuro, Metro Pusat, Kota Metro, Lampung 34111
Kursus Komputer di depok itech indonesia 
KTT AS - Rusia di Helsinki menawarkan Vladimir Putin peluang untuk mengemukakan banding langsung ke Donald Trump.Fotografi oleh Joosep Martinson / FIFA / Getty
Pada bulan Juli, 2009, Barack Obama terbang ke Moskow untuk mengerjakan pembicaraan dengan Dmitry Medvedev, lantas Presiden Rusia, tetapi tergolong dalam jadwalnya pertemuan dengan Vladimir Putin, yang, dalam hibernasi politik berumur pendek sebagai Perdana Menteri, tetap menjadi tokoh sangat kuat dalam negara. Suatu pagi, Obama dan rombongannya berkendara ke lokasi tinggal Putin di Novo-Ogaryovo, sebuah area hutan dua puluh mil di luar ibu kota. Penyebarannya mewah, laksana Michael McFaul — penasihat utama Obama untuk kepandaian Rusia, dan kemudian, utusan besar AS guna Moskow — mencatat dalam memoarnya, “Dari Perang Dingin ke Perdamaian Panas,” dengan meja yang melorot di bawah beban sejumlah jenis telur kaviar dan eksotis. “Sebuah server dengan pakaian tradisional abad kesembilan belas melepas sepatu bot kulit tingginya, menggunakannya untuk mengobarkan api dalam air pemanasan samovar guna teh kami,” tulis McFaul.

Sebelum Obama bisa mengatakan tidak sedikit hal, Putin mengenalkan penghitungan panjang kelakuan Amerika: bagaimana Washington menampik tawaran pertolongan Rusia sesudah serangan 11 September, mengerjakan dosa fatal Perang Irak, dan memunculkan pergolakan politik salah satu tetangga-tetangga Rusia. Itu ialah kisah keluhan dan frustrasi, dengan Rusia sebagai korban. Putin, McFaul menulis, “tahu teknik menceritakan cerita dramatis. Untuk masing-masing sketsa atau konfrontasi, dia memberi tahu presiden tanggal, tempat, dan siapa yang terdapat di pertemuan. "Pertemuan tersebut telah dijadwalkan sekitar enam puluh menit, dan" pada menit lima puluh lima presiden AS tidak menuliskan apa-apa. "

Pada 16 Juli, di Helsinki, giliran Trump. Putin yakin untuk mengawali pertemuan bilateral mereka dengan ceramah yang sama-sama sengsara dan diskursif, dengan Washington dalam peran antihero, mengerjakan dosa-dosa kesombongan, mendahului batas, dan tidak hormat. (Pada sejumlah poin, Putin barangkali tidak terlampau jauh dalam mendiagnosis sejumlah patologi kronis pembentukan kepandaian luar negeri AS.)

Putin bisa jadi akan menyatakan bagaimana pemerintahan Obama salah penanganan dan merusak hubungan AS-Rusia selama sejumlah tahun terakhir, periode sarat di mana kedua negara ribut atas segala sesuatu dari Edward Snowden ke Ukraina sampai gangguan pemilihan AS. Mengingat animus Trump guna Obama, dan kecenderungannya yang spontan guna mendukung kepandaian apa juga yang mewakili kebalikan dari pendahulunya, narasi semacam tersebut dapat mengejar khalayak yang inginkan menerima. Bahkan, pada tidak sedikit poin yang sangat disayang Putin, Trump telah mengindikasikan bahwa dia barangkali tidak perlu tidak sedikit meyakinkan: dia sudah mempertanyakan relevansi nato, menganjurkan bahwa Krimea mungkin ialah Rusia, dan berulang kali dinamakan meragukan kenyataan Rusia. campur tangan dalam pemilihan Presiden yang menempatkannya di kantor.

Jadi apa dengan kata lain bagi destinasi Putin di Helsinki? Pada hari Rabu, pada hari rincian pertemuan itu diberitahukan secara resmi, saya bertemu dengan Andrey Klimov, wakil ketua komite hal luar negeri di Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia. Posisinya bukanlah yang paling dominan tetapi tersebut membuatnya menjadi suatu filosofi kepandaian Kremlin yang setia dan agak kristalin. “Setiap hari, Trump diserahkan laporan dari C.I.A., N.S.C., Departemen Luar Negeri, siapa pun, yang memberi tahu dia mengenai apa yang telah dilaksanakan Rusia sekarang, di mana ia mengerjakan kesalahan: mereka meracuni seseorang di sini, mereka menyerahkan sejumlah duit di sana. Jadi dia mempunyai konsep tertentu mengenai Rusia dan Putin, ”kata Klimov untuk saya. Pertemuan di Helsinki ialah kesempatan untuk Trump guna "mendengar pihak lain, laksana di pengadilan. Putin bisa menjelaskan kenapa dia mengerjakan ini atau itu, mengapa kepandaian ini diperlukan. ”Telur yang eksotis atau tidak, Trump barangkali mengangguk bersama.

Selama berbulan-bulan, Rusia belum memiliki tidak sedikit kebijakan guna berurusan dengan Amerika Serikat selain bercita-cita bahwa hal-hal tidak menjadi lebih buruk - baik dalam urusan sanksi baru atau konfrontasi militer langsung di Suriah - dan menantikan pertemuan puncak guna terwujud. Sebagian besar lembaga politik Rusia diinvestasikan dalam usulan bahwa Trump sendiri mungkin hendak meningkatkan hubungan dengan Rusia, namun terus-menerus diberi batas oleh Kongres dan kepandaian luar negeri Washington yang tidak mengizinkannya. Ketika pejabat Rusia melihatnya, pertemuan satu lawan satu ialah kesempatan untuk menanggulangi tubuh-tubuh yang usil tersebut dan membuat pesona langsung, pendekatan yang cocok dengan kelaziman dan kepercayaan elite penguasa Rusia — mereka mengetahui dan tahu bagaimana menangani individu-individu. , tidak cukup begitu lembaga, dengan pusat kekuatan amorf dan checks and balances internal mereka.

Pertemuan baru-baru ini di Singapura antara Trump dan Kim Jong Un jelas paling instruktif. Pejabat Rusia mencatat, Andrey Kortunov, direktur Dewan Urusan Internasional Rusia, memberi tahu saya. “Putin menyaksikan KTT Singapura dan menyaksikan bahwa Kim dapat menurunkan ancaman guna dirinya sendiri dengan ongkos minimal, dan tentu berpikir, 'Apakah saya lebih buruk, atau apa?'”

Di samping Singapura, Trump secara umum mengindikasikan bahwa dia gampang berubah dan bebal — kombinasi yang ideal guna seseorang laksana Putin, yang tentu akan mengupayakan untuk mempesonakan Trump dengan detail laksana yang dia keluarkan guna pertemuannya dengan Obama, seperti saat dia memberi tahu mantan Presiden mengenai bagaimana AS pernah melalui Rusia sebagai unsur dari intelijen kontraterorisme. “Secara dramatis, dia melambai-lambaikan pelayan yang melayani kami dengan teh, membungkuk, dan mengatakan untuk Obama bahwa mereka telah memakai informasi ini guna 'melikuidasi' semua teroris,” tulis McFaul dalam mengisahkan kembali kejadian tersebut. ”Seseorang hanya dapat membayangkan kesukaan Trump , lelaki yang tangguh, ketika mendengar cerita seperti itu.

Post a Comment

0 Comments